Minggu, 05 Juni 2011

Daddy-ku menulis: Dongeng dari China

Kisah Dua Sahabat
Alkisah, pada jaman dahulu kala di negeri Cina hiduplah dua orang yang bersahabat sejak mereka masih kecil bernama Gun Gun dan Din Din. Keduanya pun kemudian menempuh jalan hidup yang sama. Mereka memilih pekerjaan yang sama, sebagai pedagang. Bahkan keduanya bekerja berdua membentuk kongsi dagang yang mereka jalankan bersama.
Gun Gun dan Din Din adalah orang yang suka bekerja keras. Perusahaan dagang mereka yang semula kecil saja, akhirnya bisa berkembang menjadi besar. Mereka sering harus melakukan perjalanan ke kota-kota yang dekat atau jauh. Kadang mereka harus melakukan perjalanan sendiri-sendiri ke dua tempat yang berbeda. Acapkali pula berdua mereka mengunjungi satu kota untuk urusan dagang mereka.
Waktu berlalu, sampai kemudian terjadi peristiwa yang mengubah hidup mereka berdua. Din Din yang semula bertabiat baik, tak beda jauh dengan sahabat karibnya itu, mulai suka berjudi. Kelakuan buruknya ini menyebabkan kemunduran dalam kehidupannya. Pelan-pelan ia mulai kekurangan uang, bahkan ia mulai menumpuk utang.
Sayang, untuk menutupi kesalahannya, Din Din kemudian tega memfitnah sahabatnya Gun Gun. Ia mengatakan kepada orang-orang bahwa Gun Gun mulai tidak jujur dan suka mencuri uang keuntungan dagang mereka. Pelan-pelan orang mulai menjauhi Gun Gun, baik secara kehidupan pribadi maupun dalam urusan dagang.
Akibat fitnah itu, akhirnya Gun Gun mulai jatuh miskin. Ia makin sedih pula setelah tahu apa yang diperbuat Din Din atas dirinya. Bahkan karena penderitaan hidupnya, Gun Gun jatuh sakit. Makin hari sakitnya makin parah, hingga ia hanya bisa terbaring lemah di tempat tidurnya.
Melihat akibat perbuatan yang ia timpakan pada sahabatnya, akhirnya Din Din menyadari dosanya. Dengan penuh penyesalan, ia datangi Gun Gun dan dengan berurai airmata ia bertanya, “Adakah yang bisa kulakukan, sahabat, untuk menebus kesalahanku?”
Dengan sisa kekuatannya, Gun Gun mengangkat kepala dan tangannya menarik bantal yang telah lama menyangga kepalanya. Gun Gun berkata lemah sambil tersenyum, “Ada dua hal yang bisa engkau lakukan untuk menghapus kesalahanmu,sahabatku.”
“ Apakah itu? Lekas katakan padaku!” Dengan mata berbinar Din Din menunggu permintaan Gun Gun.   “ Pertama,” kata Gun Gun, “ bawalah bantal tidurku ini, naiklah ke atap rumahku. Robeklah bantal ini, sedikit demi sedikit ambil kapas di dalammya, lalu sebarkan ke udara. Ini permintaan pertamaku, Din Din sahabatku.”
Dengan gembira Din Din segera meraih bantal itu, menaiki atap rumah, dan pelan-pelan menyebarkan kapas bantal itu ke udara sampai habis tak tersisa. Setelah habis, ia segera turun menemui Gun Gun untuk memenuhi permintaan berikutnya.
“ Apakah permintaan keduamu wahai sahabat?”
“ Tolong, sahabat, sekarang pungutlah kapas-kapas yang telah engkau sebarkan tadi dan bawalah kembali kepadaku.”
“ Bagaimana ini bisa kulakukan sahabatku!” seru Din Din kaget. “ Kapas-kapas itu telah berhamburan kemana-mana tertiup angin, mustahil aku bisa mengembalikan lagi.”
Sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, Gun Gun sempat berucap, “ Demikian pula semua fitnah yang telah kau sebarkan ke orang-orang. Engkau tidak akan mampu memunguti kembali kata-kata yang telah engkau lepaskan itu satu demi satu, sahabatku.” Setelah kata-kata terakhirnya itu Gun Gun kemudian menutup mata untuk selamanya.
Tinggallah kini penyesalan Din Din yang tak berujung.